PEMBELAJARAN TEMATIK
A.
Devinisi-devinisi
1.
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan
tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
2.
Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti adalah tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh
peserta didik pada setiap tingkat, kelas atau program.
3. Kompetensi
Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah kemampuan
untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui
pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan konten atau kompetensi yang terdiri
atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti
yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran.
4. Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau di
observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
B.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik
Secara
umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Prinsip
penggalian tema
Prinsip penggalian merupakan
prinsip yang utama (fokus). Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan
ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dalam penggalian tema hendaklah
memperhatikan beberapa persyaratan :
1) Tema
tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak
mata pelajaran.
2) Tema
harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3) Tema
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4) Tema
dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
5) Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang
terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6) Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat (asas relevansi).
7) Tema
yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip
penggelolaan pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat
optimal apabila guru dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses.
Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator
dalam proses pembelajaran. Oleh sebab menurut Prabowo (2000), bahwa dalam
pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1) Guru
hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses
belajar mengajar;
2) Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok;
3) Guru
perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan.
3. Prinsip
evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus
dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila
tidak dilakukan evaluasi. Dalam hal ini maka dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran
tematik, maka diperlukan
beberapa langkah positif antara lain:
1) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation /
self assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya;
2) Guru
perlu mnegajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4.
Prinsip reaksi
Dalam hal ini guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua
peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan
yang utuh dan bermakna.
C.
Perbedaan Tematik KTSP dan K13
KTSP
|
K13
|
Ø Di KTSP
pembelajaran tematik disebut tematik berkarakter.
Ø Di jenjang SD
tematik untuk kelas I-III
Ø Jumlah jam
pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013.
Ø Standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.
Ø TIK sebagai
mata pelajaran.
Ø Penilaiannya
lebih dominan pada aspek pengetahuan.
Ø lebih
menekankan pada aspek pengetahuan.
|
Ø Di K13
pembelajaran tematik disebut tematik terpadu / integrative.
Ø Di jenjang SD
tematik untuk kelas I-VI
Ø Jumlah jam
pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP.
Ø Proses
pembelajaran setiap tema dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific
approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Ø TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran.
Ø Standar
penilaian menggunakan penilaian otentik.
Ø Aspek
kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
|
D.
Tema-tema Pembelajaran Tematik
Kelas I
1)
Diri sendiri
2)
Kegemaranku
3)
Kegiatanku
4)
Keluargaku
5)
Pengalamanku
6)
Lingkungan Bersih, Sehat,
dan Asri
7)
Benda, Binatang, dan Tanaman
di sekitarku
8)
Peristiwa Alam
Kelas II
1)
Hidup Rukun
2)
Bermain di Lingkunganku
3)
Tugasku Sehari-hari
4)
Aku dan Sekolahku
5)
Hidup Bersih dan Sehat
6)
Air, Bumi, dan Matahari
7)
Merawat Hewan dan Tumbuhan
8)
Keselamatan di Rumah dan Perjalanan
Kelas
III
1)
Sayangi Hewan dan Tumbuhan di Sekitar
2)
Pengalaman yang Mengesankan
3)
Mengenal Cuaca dan Musim
4)
Ringan sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
5)
Mari Kita Bermain dan Berolahraga
6)
Indahnya Persahabatan
7)
Mari Kita Hemat Energi untuk Masa Depan
8)
Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari
9)
Menjaga Kelestarian Lingkungan
Kelas
IV
1)
Indahnya Kebersamaan
2)
Selalu Berhemat Energi
3)
Peduli terhadap Makhluk Hidup
4)
Berbagai Pekerjaan
5)
Menghargai Jasa Pahlawan
6)
Indahnya Negeriku
7)
Cita-citaku
8)
Daerah Tempat Tinggalku
9)
Makanan Sehat dan Bergizi
Kelas
V
1)
Bermain dengan Benda-benda di sekitar
2)
Peristiwa dalam Kehidupan
3)
Hidup Rukun
4)
Sehat itu Penting
5)
Bangga Sebagai Bangsa Indonesia
Kelas
IV
1)
Selamatkan Makhluk Hidup
2)
Persatuan dalam Perbedaan
3)
Tokoh dan Penemu
4)
Globalisasi
5)
Wirausaha
6)
Kesehatan Masyarakat
E.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Ø Siswa tidak
akan merasa terbebani bahwa dirinya sedang belajar banyak mata pelajaran
karena pembelajaran tematik sudah menyatukannya dalam suatu tema yang relevan
dengan situasi nyata.
Ø Proses
pembelajaran akan dirasa siswa berlangsung sangat cepat karena pembelajaran
yang menyenangkan dan efektif.
Ø Akan
menumbuhkan keterampilan sosial siswa, seperti bekerja sama, toleransi,
komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Ø Siswa mampu
lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
Ø Hasil belajar
akan bertahan lebih lama karena proses pembelajaran lebih berkesan dan
bermakna.
|
Ø
Menuntut peran guru
yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan,
kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan
mengembangkan materi. Namun tidak setiap guru mampu mengintegrasikan
kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Ø
Dalam
pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik
dalam aspek intelegensi.
Ø
Pembelajaran tematik
memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan beragam serta
berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø
Memerlukan jenis
kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
|
F.
Langkah-langkah Pengelolaan Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah
mengelola pembelajaran tematik integrative diawali dari menginventarisir tema dan dipilih dari tema yang paling
sederhana, dekat dengan lingkungan, sesuai dengan usia dan perkembangan siswa. Setelah penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan hubungan antar mata
pelajaran,kompetensi dasar dan indicator yang disatukan dalam sebuah tema.
Kalender tematik dibuat setelah matrik, kalender tematik berisi informasi
tentang agenda(jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu mempelajari silabus
dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekaligus penilaiannya.
Proses tersebut dapat dilihat pada
bagan berikut :
G.
Landasan-landasan Pembelajaran Tematik
Landasan utama
konsep pembelajaran tematik yaitu :
1)
Filosofis
Secara filosofis pengembangan kurikulum mengacu pada filosofi
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta
didik dan masyarakat, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Dalam aliran
ini sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu:
a.
Progrevisme : memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah
(natural), dan memperhatikan pengalaman siswa
b.
Konstruktivisme : melihat pengalaman langsung
siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran
ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia
mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,
pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja
dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh
masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu
proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa
ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
c.
Humanisme : melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensi, dan motivasi yang dimilikinya.
2)
Yuridis
Landasan yuridis pengembangan kurikulum ada dua yakni:
a.
RPJMN 2010-2014 sektor pendidikan, yaitu tentang perlunya perubahan
metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.
b.
Impres nomor 1 tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas
pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.
Sedangkan landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan
dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik di sekolah dasar, yaitu :
a.
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan
minat dan bakatnya (pasal 9).
b.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
3)
Psikologis
Landasan pengembangan pembelajaran tematik secara psikologis adalah
mengacu pada teori Gestalt. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti
bentuk yang utuh atau pola kesatuan. Teori ini memandang kejiwaan manusia
terikat pada pengamatan yang berbentuk wujud menyeluruh “whole configuration”.
0 komentar:
Posting Komentar