Pages

Subscribe:

Senin, 12 Oktober 2015

Pembelajaran Tematik



PEMBELAJARAN TEMATIK
A.    Devinisi-devinisi
1.      Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).

2.      Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap tingkat, kelas atau program.


3.      Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

4.      Indikator
 Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

B.     Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi:


1.      Prinsip penggalian tema
Prinsip penggalian  merupakan prinsip yang utama (fokus). Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dalam penggalian tema hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan :
1)      Tema tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
2)      Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3)      Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4)      Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
5)      Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6)      Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
7)      Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2.      Prinsip penggelolaan pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.  Oleh sebab menurut Prabowo (2000), bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1)      Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar;
2)      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok;
3)      Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.

3.      Prinsip evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Dalam hal ini maka dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran tematik, maka diperlukan beberapa langkah positif antara lain:
1)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation / self assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya;
2)      Guru perlu mnegajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4.      Prinsip reaksi
Dalam hal ini guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.

C.    Perbedaan Tematik KTSP dan K13
KTSP
K13
Ø  Di KTSP pembelajaran tematik disebut tematik berkarakter.
Ø  Di jenjang SD tematik  untuk kelas I-III
Ø  Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013.
Ø  Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.




Ø  TIK sebagai mata pelajaran.



Ø  Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan.
Ø  lebih menekankan pada aspek pengetahuan.
Ø Di K13 pembelajaran tematik disebut tematik terpadu / integrative.
Ø Di jenjang SD tematik untuk kelas I-VI
Ø Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP.
Ø Proses pembelajaran setiap tema dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Ø TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran.
Ø Standar penilaian menggunakan penilaian otentik.
Ø Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

D.    Tema-tema Pembelajaran Tematik

Kelas I
1)      Diri sendiri
2)      Kegemaranku
3)      Kegiatanku
4)      Keluargaku
5)      Pengalamanku
6)      Lingkungan Bersih, Sehat,
dan Asri
7)      Benda, Binatang, dan Tanaman
di sekitarku
8)      Peristiwa Alam

Kelas II
1)      Hidup Rukun
2)      Bermain di Lingkunganku
3)      Tugasku Sehari-hari
4)      Aku dan Sekolahku
5)      Hidup Bersih dan Sehat
6)      Air, Bumi, dan Matahari
7)      Merawat Hewan dan Tumbuhan
8)      Keselamatan di Rumah dan Perjalanan

Kelas III
1)      Sayangi Hewan dan Tumbuhan di Sekitar
2)      Pengalaman yang Mengesankan
3)      Mengenal Cuaca dan Musim
4)      Ringan sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
5)      Mari Kita Bermain dan Berolahraga
6)      Indahnya Persahabatan
7)      Mari Kita Hemat Energi untuk Masa Depan
8)      Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari
9)      Menjaga Kelestarian Lingkungan

Kelas IV
1)      Indahnya Kebersamaan
2)      Selalu Berhemat Energi
3)      Peduli terhadap Makhluk Hidup
4)      Berbagai Pekerjaan
5)      Menghargai Jasa Pahlawan
6)      Indahnya Negeriku
7)      Cita-citaku
8)      Daerah Tempat Tinggalku
9)      Makanan Sehat dan Bergizi

Kelas V
1)      Bermain dengan Benda-benda di sekitar
2)      Peristiwa dalam Kehidupan
3)      Hidup Rukun
4)      Sehat itu Penting
5)      Bangga Sebagai Bangsa Indonesia

Kelas IV
1)      Selamatkan Makhluk Hidup
2)      Persatuan dalam Perbedaan
3)      Tokoh dan Penemu
4)      Globalisasi
5)      Wirausaha
6)      Kesehatan Masyarakat



E.     Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Kelebihan
Kekurangan
Ø Siswa tidak akan merasa terbebani bahwa dirinya sedang belajar banyak mata pelajaran karena pembelajaran tematik sudah menyatukannya dalam suatu tema yang relevan dengan situasi nyata.
Ø Proses pembelajaran akan dirasa siswa berlangsung sangat cepat karena pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.
Ø Akan menumbuhkan keterampilan sosial siswa, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Ø Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
Ø Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena proses pembelajaran lebih berkesan dan bermakna.

Ø Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi. Namun tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Ø Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi.
Ø Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan beragam serta berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Ø Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.


F.     Langkah-langkah Pengelolaan Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah mengelola pembelajaran tematik integrative diawali dari menginventarisir tema dan dipilih dari tema yang paling sederhana, dekat dengan lingkungan, sesuai dengan usia dan perkembangan siswa. Setelah penetapan tema dibuatlah matrik yang menggambarkan hubungan antar mata pelajaran,kompetensi dasar dan indicator yang disatukan dalam sebuah tema. Kalender tematik dibuat setelah matrik, kalender tematik berisi informasi tentang agenda(jadwal) pembelajaran tematik. Setelah itu mempelajari silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekaligus penilaiannya.
Proses tersebut dapat dilihat pada bagan berikut :









 













G.    Landasan-landasan Pembelajaran Tematik
Landasan utama konsep pembelajaran tematik yaitu :
1)   Filosofis
Secara filosofis pengembangan kurikulum mengacu pada filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Dalam aliran ini sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu:
a.       Progrevisme : memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada  pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa
b.      Konstruktivisme : melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
c.       Humanisme : melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensi, dan motivasi yang dimilikinya.
2)   Yuridis
Landasan yuridis pengembangan kurikulum ada dua yakni:
a.       RPJMN 2010-2014 sektor pendidikan, yaitu tentang perlunya perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.
b.      Impres nomor 1 tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.
Sedangkan landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar, yaitu :
a.       UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9).
b.      UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
3)   Psikologis
Landasan pengembangan pembelajaran tematik secara psikologis adalah mengacu pada teori Gestalt. Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti bentuk yang utuh atau pola kesatuan. Teori ini memandang kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang berbentuk wujud menyeluruh “whole configuration”.

0 komentar:

Posting Komentar